Comments

Pelaku Meraup Keuntungan Besar

Posted by at 11.38.00 Read our previous post


Artikel Online - Rendahnya hukum bagi pelanggaran produksi dan distribusi obat menjadi celah bagi pelaku pemalsuan vaksin palsu. Pelaku mendapat keuntungan mengedarkan vaksin palsu selama ini. Kepala Subdirektorat Industri dan Perdagangan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara RI Komisaris Besar Sandi Nugroho mengatakan, motif ekonomi membuat produsen dan distributor mengedarkan vaksin palsu. "Motif ekonomi jadi pemicu utama pengedaran vaksin palsu. Produsen dan distributor mendapat untung besar dari hasil penjualan vaksin palsu," ujarnya.

Untuk jenis vaksin Pediacel dan Tripacel, misalnya, produsen mengeluarkan uang kurang dari Rp.50.000 untuk membuat cairan vaksin serta menyiapkan botol dan label vaksin. Kepada distributor, vaksin itu lalu dijual Rp. 150.000 sampai Rp. 160.000 untuk dua vaksin. Salah satu distributor, yakni CV. Azka Medika, mematok harga Rp. 300.000 - Rp. 350.000 kepada dokter yang ingin memakai vaksin palsu. Terakhir, dokter menjual dua vaksin itu sekitar Rp. 800.000 , kepada pasien. Sementara orang tua yang anaknya diimunisasi dengan vaksin palsu membayar hingga Rp. 800.000 dengan harapan mendapat vaksin bermutu baik.

Pasangan Ferdin (36) dan Chika (33), warga pondok aren, tanggerang, yang sudah 11 tahun menanti kehadiran anak dalam pernikahan mereka, terpukul saat tahu anaknya yang kini berusia 10,5 bulan diberi vaksin palsu. "Kami ingin yang terbaik. Semua kami beri yang terbaik, hingga vaksin. Saat ditawari oleh dokter di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda, ada vaksin yang tak menimbulkan demam, kami menurut karena kami ingin yang terbagus. Waktu itu saya bayar Rp. 750.000, tutur Chika. Setelah mengetahui anaknya mendapat vaksin palsu, Chika sulit untuk kembali mempercayai fasilitas kesehatan yang menawarkan harga mahal.

Pasangan Subarnas (50) dan Dwi Retno (41), warga ciledug, kota tanggerang, mengatakan baru memberi vaksin anaknya akhir juni lalu, saat kasus vaksin palsu mencuat. Anaknya yang berusia 8 bulan diberi vaksin DPT di RSIA Mutiara Bunda. Kami bayar Rp. 860.000. Ini bukan soal vaksin impor atau vaksin lokal, yang penting bagus. Anggapan kami, karena harganya mahal, pasti bagus. Kami tak tahu itu palsu dan anak kami harus imunisasi ulang," ucap Retno.

Anaknya sebentar lagi harus diimunisasi campak, ia berencana membawa anaknya imunisasi dipuskesmas. Setelah mendapat penjelasan dokter yang memberi imunisasi ulang di Puskesmas Ciledug, Retno beranggapan, yang mahal tak selalu lebih baik, atau justru lebih buruk, seperti vaksin palsu.

Menurut Dina, Asisten Bidan Elly yang berpraktek di jalan Centex, Ciracas, bidan Elly tak tahu vaksin impor yang dibelinya di apotek di Pasar Kramatjati itu palsu. Bahkan, bidan itu memakai vaksin palsu untuk mengimunisasi untuk anak bungsunya. Dina menyatakan  tak tahu harga beli vaksin impor di apotek milik Ryan itu dan hanya tahu vaksin itu dijual bidan Elly kepada pasien Rp.350.000 - Rp. 400.000.

Sanksi hukum rendah
Communication and Government Affair Director PT Glaxo Wellcom Indonesia (GSK) Prelia Moenandar menjelaskan, harga eceran tertinggi vaksin Engerix B yang dipalsukan Rp.83.875. Itu harga tertinggi yang seharusnya dibayar konsumen. Namun ia tak mengetahui berapa konsumen membayar kepada fasilitas kesehatan atau dokter untuk vaksin Engerix B. Direktur Eksekutif Internasional Pharmaceutical Manufacturer Group Parulian Simanjuntak mengatakan, maraknya pemalsuan vaksin dipicu rendahnya hukum bagi pemalsu dan penjual vaksin palsu. Penyebab lain ialah biaya produksi dan pajak pertambahan nilai yang tinggi.

Apalagi, sebagian warga menganggap harga mahal sejalan dengan mutu layanan yang lebih baik.Ditengah tingginya permintaan vaksin impor, pasokan vaksin dipasaran terbatas sehingga memicu kelangkaan stok vaksin impor difasilitas kesehatan. Kini, empat berkas penyidikan kasus itu dilimpahkan kepada Kejaksaan Agung. Dugaan pencucian uang yang dilakukan para produsen vaksin palsupun disidik polisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Artikel Online is powered by Blogger