Comments

Seruan Paus Kepada Generasi Muda

Posted by at 12.20.00 Read our previous post


Artikel Online - Ada istilah baru yang digunakan Paus Fransiskus untuk menyebut generasi muda masa kini, yakni generasi "sofa dan kentang". Hal tersebut dikemukakan Paus asal Argentina itu di hadapan sekitar 1,6 juta peziarah di Brzegi, Krakow, Polandia. Acara di Brzegi merupakan puncak kunjungannya yang dilakukan sejak hari rabu lalu untuk menghadiri Hari Pemuda Sedunia.

Yang disebut sebagai generasi "sofa dan kentang" adalah kaum muda yang lebih banyak mengungkung diri dengan gawai dan duduk di sofa empuk dengan mengunyah keripik kentang. Istilah tersebut secara umum digunakan untuk menggambarkan generasi muda masa kini yang lebih menikmati kenyamannan dan kurang keluar dari kenyamannan diri sendiri untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat berdasarkan bakat, talenta, dan kemampuannya. Dengan kata lain, generasi muda diajak untuk tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.

Seruan Paus tersebut tentu tidak hanya ditujukan kepada kaum muda di Eropa yang barangkali akrab dengan istilah "sofa dan kentang" tetapi juga berlaku umum bagi kaum muda. Karena, kalau kita cermati, seruan Paus bernada universal, umum. Misalnya, kaum muda didesak untuk menjadi pemimpin yang percaya kepada "nilai-nilai baru kemanusiaan" dan menolak semua batas dan penghalang bagi kemanusiaan.

Ajakan dan seruan Paus itu menjadi sangat relevan kalau kita kaitkan dengan kondisi sekarang. Kita saksikan, kaum muda berada di dalam dunia modern yang sangat mengagungkan gaya hidup dan citra diri, bahkan kepentingan diri berlebihan, yang kurang (bahkan ada yang tidak) peduli terhadap lingkungan sekitar (meski tidak semua). Hari - hari mereka diwarnai dengan upaya pencarian identitas diri yang tiada akhir.

Hal semacam itu ditangkap dengan begitu cerdas dan jitu oleh dunia industri dan hiburan yang menjadikan mereka sebagai sarana konsumerisme. Semua produk peradaban atau zaman, dengan budaya yang mengikutinya atau mengiringinya, datang bukan untuk kita kuasai, melainkan justru menguasai kita. Sadar atau tidak kita hidup, atau merasa hidup, dengan tingkat ketergantungan tinggi pada semua itu. Misalnya, produk gawai elektronis yang menenggelamkan bahkan seluruh kesadaran kita.

Memang, ada juga yang tidak terbawa arus. Itu harus kita akui. Ada generasi muda yang berprestasi hebat. Bukan hanya ada, bahkan banyak. Namun, lebih banyak lagi seperti yang dikatakan oleh Paus di Krakaw. Pada akhirnya, harus kita sadari bersama bahwa yang paling berbahaya, paling beracun dari suasana kultural zaman kini adalah idiologi bahwa semuanya bisa dicapai dengan cepat dan instan. Itu kiranya yang harus dilawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Artikel Online is powered by Blogger